Kamis, 08 November 2012
Minggu, 04 November 2012
Isim fa'il | Fa'il | اسم الفاعل
ISIM FA'IL
Isim fa’il dalam ilmu shorof mempunyai peran yang sangat
penting, isim fa’il dapat menunjukkan makna pelaku, misalnya; كَاتِبٌ(penulis) Terkadang juga sebagai sifat sesuatu. Pada situasi ini
isim fa’il disebut sebagai isim musyabihah seperti;جَمِيْلُ
الوَجْهِ (yang tampan mukanya).
Adapun cara membuat isim fa’il itu ada dua
cara yakni dari fi’il tsulatsi dan ghoiru tsulatsi.
Pertama,
cara membuat isim fa’il dari fi’il tsulatsi yaitu dengan cara menggunakan wazan
فاَعِلٌ seperti; ناَصِرٌ(penolong) dan ضَارِِبٌ (pemukul) keduanya dari fi’il tsulatsi نَصَرَ dan ضَرَبَ akan tetapi apabila fi’il tsulatsi
tersebut bina’ ajwaf wawu/ya’ maka huruf alifnya ketika isim fa’il
diganti huruf hamzah, misalnya; قاَلَ dan بَاعَ isim Fa’ilnya menjadi بائِعٌ (penjual) danقَائِلٌ (orang yang berkata) dan isim fa’il sendiri
terkadang mempunyai makna isim maf’ul akan tetapi dalam situasi ini jarang
sekali terjadi.
Isim fa’il terkadang menunjukkan makna banyak
pada suatu peristiwa, isim fa’il yang demikian disebut صِيْغَة المْبُالَغَة umumnya ketika
isim masdar menggunakan ;
Apabila
isim fa’ilnya berupa ghoiru tsulatsi, maka cara membuat isim fa’ilnya
sebagaimana ketika bentuk fi’il mudlori’nya yakni mengganti salah satu huruf
mudloro’ah diganti huruf mim dengan harakat dlommah kemudian mengharakati
kasrah sebelum huruf akhir, misalnya fi’il madli dari kata اسْتَخْرَجَ (mengeluarkan) fi’il ini
terdiri dari enam huruf yaitu hamzah washol, sin, ta’, kha’,ra’, dan jim.
Bila kita ingin menjadikan lafadz tersebut menjadi isim fa’il, maka jadikanlah
ke fi’il mudlori’nya terlebih dahulu sehingga menjadi يَسْتَخْرِجُ
langkah berikutnya gantilah huruf mudloro’ah (ya’) menjadi huruf mim dan
harakatilah dlommah setelah itu berilah harakat kasrah sebelum akhir lafadz
yaitu ra’ sehingga menjadi مُسْتَخْرِجٌ
Akan
tetapi perlu diketahui bahwa terkadang
isim fa’il yang ghoiru tsulatsi itu tidak
mengikuti teori sebagaimana di atas. Teori yang tidak sesuai dengan teori
tersebut disebut sima’i (lafadz yang didengar dari orang arab langsung),
seperti; أَسْهَبَ isim fa’ilnya menjadiمُسْهَبٌ )artinya: banyak bicara) padahal mestinya
kalau mengikuti kaidah shorfiyah menjadi مُسْهِبٌ
dengan mengkasrah huruf ha’nya. Begitu juga lafadz أَحْصَنَ isim fa’ilnya menjadi مُحْصَنٌ(artinya: orang yang sudah nikah) padahal mestinya kalau
mengikuti kaidah shorfiyah menjadi مُحْصِنٌ
dengan mengkasrah huruf shodnya.
Pola
di atas juga terkadang terjadi pada wazan أَفْعَلَyang isim
fa’ilnya mengikuti wazan فَاعِلٌ seperti, أَعْشَبَ (berumput) menjadi عَاشِبٌ
dan أَوْرَسَ (berdaun) menjadi وَارِسٌ
Tabel : 3
Tashrifan Fa’il secara Lughowi
تصريف اسم الفاعل مع الضمائر
(اللغوي)
موقع
الضمير
|
ضمير
المقدر
|
الفاعل
|
مفرد
مذكر
|
هُوَ أَنْتَ
أَنَا
|
فَاعِلٌ
|
مثنى
مذكر
|
هُمَا
أنتُمَا نَحْنُ
|
فَاعِلاَنِ
|
جمع
مؤنث
|
هُمْ أَنْتُمْ نَحْنُ
|
فَاعِلُوْنَ
|
جمع
التكثير
|
فَعَّالٌ
|
|
فُعَّلٌ
|
||
فَعَلَةٌ
|
||
مفرد
مؤنث
|
هِيَ أَنْتِ
أَنَا
|
فَاعِلَةٌ
|
مثنى
مؤنث
|
هُمَا
أنتُمَا نَحْنُ
|
فَاعِلَتَانِ
|
جمع
مؤنث
|
هُنَّ أَنْتُنَّ نَحْنُ
|
فَاعِلاَتٌ
|
صيغة
منتهى الجموع
|
فَوَاعِلُ
|
Langganan:
Postingan (Atom)