Minggu, 04 November 2012

Isim fa'il | Fa'il | اسم الفاعل

ISIM FA'IL 

Isim fa’il dalam ilmu shorof mempunyai peran yang sangat penting, isim fa’il dapat menunjukkan makna pelaku, misalnya; كَاتِبٌ(penulis) Terkadang juga sebagai sifat sesuatu. Pada situasi ini isim fa’il disebut sebagai isim musyabihah seperti;جَمِيْلُ الوَجْهِ  (yang tampan mukanya).
Adapun cara membuat isim fa’il itu ada dua cara yakni dari fi’il tsulatsi dan ghoiru tsulatsi.
Pertama, cara membuat isim fa’il dari fi’il tsulatsi yaitu dengan cara menggunakan wazan فاَعِلٌ seperti;  ناَصِرٌ(penolong) dan ضَارِِبٌ (pemukul) keduanya dari fi’il tsulatsi نَصَرَ dan ضَرَبَ akan tetapi apabila fi’il tsulatsi tersebut bina’ ajwaf wawu/ya’ maka huruf alifnya ketika isim fa’il diganti huruf hamzah, misalnya; قاَلَ dan  بَاعَ isim Fa’ilnya menjadi بائِعٌ  (penjual) danقَائِلٌ  (orang yang berkata) dan isim fa’il sendiri terkadang mempunyai makna isim maf’ul akan tetapi dalam situasi ini jarang sekali terjadi.
Isim fa’il terkadang menunjukkan makna banyak pada suatu peristiwa, isim fa’il yang demikian disebut   صِيْغَة المْبُالَغَة umumnya ketika isim masdar menggunakan ;
Apabila isim fa’ilnya berupa ghoiru tsulatsi, maka cara membuat isim fa’ilnya sebagaimana ketika bentuk fi’il mudlori’nya yakni mengganti salah satu huruf mudloro’ah diganti huruf mim dengan harakat dlommah kemudian mengharakati kasrah sebelum huruf akhir, misalnya fi’il madli dari kata اسْتَخْرَجَ  (mengeluarkan) fi’il ini terdiri dari enam huruf yaitu hamzah washol, sin, ta’, kha’,ra’, dan jim. Bila kita ingin menjadikan lafadz tersebut menjadi isim fa’il, maka jadikanlah ke fi’il mudlori’nya terlebih dahulu sehingga menjadi يَسْتَخْرِجُ langkah berikutnya gantilah huruf mudloro’ah (ya’) menjadi huruf mim dan harakatilah dlommah setelah itu berilah harakat kasrah sebelum akhir lafadz yaitu ra’ sehingga menjadi مُسْتَخْرِجٌ
Akan tetapi perlu diketahui bahwa terkadang  isim fa’il yang ghoiru tsulatsi itu tidak mengikuti teori sebagaimana di atas. Teori yang tidak sesuai dengan teori tersebut disebut sima’i (lafadz yang didengar dari orang arab langsung), seperti; أَسْهَبَ  isim fa’ilnya menjadiمُسْهَبٌ  )artinya: banyak bicara) padahal mestinya kalau mengikuti kaidah shorfiyah menjadi مُسْهِبٌ dengan mengkasrah huruf ha’nya. Begitu juga lafadz  أَحْصَنَ isim fa’ilnya menjadi  مُحْصَنٌ(artinya: orang yang sudah nikah) padahal mestinya kalau mengikuti kaidah shorfiyah menjadi مُحْصِنٌ dengan mengkasrah huruf shodnya.
Pola di atas juga terkadang terjadi pada wazan  أَفْعَلَyang isim fa’ilnya mengikuti wazan فَاعِلٌ seperti, أَعْشَبَ (berumput) menjadi عَاشِبٌ dan أَوْرَسَ (berdaun) menjadi وَارِسٌ



Tabel : 3

Tashrifan Fa’il secara Lughowi

تصريف اسم الفاعل مع الضمائر (اللغوي)


موقع الضمير

ضمير المقدر

الفاعل

مفرد مذكر

هُوَ  أَنْتَ  أَنَا

فَاعِلٌ

مثنى مذكر

هُمَا أنتُمَا نَحْنُ

فَاعِلاَنِ

جمع مؤنث

هُمْ  أَنْتُمْ نَحْنُ

فَاعِلُوْنَ

جمع التكثير

فَعَّالٌ

فُعَّلٌ

فَعَلَةٌ

مفرد مؤنث

هِيَ  أَنْتِ  أَنَا

فَاعِلَةٌ

مثنى مؤنث

هُمَا أنتُمَا نَحْنُ

فَاعِلَتَانِ

جمع مؤنث

هُنَّ  أَنْتُنَّ نَحْنُ

فَاعِلاَتٌ

صيغة منتهى الجموع

فَوَاعِلُ